Oleh: Pande K. Trimayuni
JAKARTA || Bedanews.com – Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon, pada Jum’at 6 Juni 2025 menyatakan kepada media bahwa, masyarakat harus khawatir jika sejarah di tulis oleh aktivis. Bagaimana kita semestinya menanggapi?
Sejarah dapat kita lihat dari dua pendekatan. Pertama, sejarah sebagai peristiwa (historical event) dan kedua, sejarah sebagai ingatan kolektif (collective memory). Sejarah sebagai peristiwa adalah dokumentasi terhadap suatu fakta atau peristiwa yang terjadi di masa lalu. Dokumentasinya secara phisik dapat kita lihat di museum atau gedung arsip dalam bentuk rekaman pertempuran, pertemuan, konferensi, dan sebagainya. Rekaman detik-detik dibacakannya Proklamasi RI oleh Ir. Soekarno adalah salah satu bentuk peristiwa sejarah.