“Sehingga Pancasila tetap menjadi perekat kita sebagai sebuah bangsa. Maka itu, kami mengapresiasi anak muda yang terus membuka ruang dan membuat Pancasila semakin menarik,” cetus politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ini.
Abdy menilai, Indonesia tengah kekurangan tokoh bangsa yang bisa merangkul seluruh kelompok. Oleh karena itu, Pancasila merupakan jembatan dalam menyatukan sejumlah perbedaan, salah satunya pandangan politik, yang kerap terjadi di Tanah Air.
“Saya melihat, kita defisit tokoh bangsa yang merangkul, sehingga kalau ada pandangan politik yang berbeda maka tidak bisa bertemu. Kedepan saya berharap kita surplus tokoh bangsa yang negarawan dan merangkul, serta menjadikan pandangan berbeda sebagai sebuah khasanah dalam memerkuat Indonesia, bukan sebagai pemecah bangsa,” tukasnya.

![{"remix_data":[],"remix_entry_point":"challenges","source_tags":["local"],"origin":"unknown","total_draw_time":0,"total_draw_actions":0,"layers_used":0,"brushes_used":0,"photos_added":0,"total_editor_actions":{},"tools_used":{"addons":1},"is_sticker":false,"edited_since_last_sticker_save":true,"containsFTESticker":false}](https://bedanews.com/wp-content/uploads/2025/10/Picsart_25-10-30_20-21-18-546.jpg)










