BANDUNG, BEDAnews.com – Fakultas Ushuluddin UIN SGD Bandung, mendorong para mahasiswa untuk terlibat di berbagai ajang konferensi ilmiah. Pasalnya, dengan terlibat aktif di konferensi, mahasiswa akan banyak mengambil manfaat baik secara keilmuan, wawasan maupun jejaring para akademisi. Mereka akan berkenalan dengan para pemateri baik lokal, nasional maupun internasinal.
Menurut Dekan Fakultas Ushuluddin Dr. Wahyuddin Dharmalaksana, keterlibatn mahasiswa dalam ajang konferensi ilmiah sangat urgen sekali untuk menambah pengalaman, wawasan dan jaringan para akademisi (ilmuwan).
Dijelaskan Yudi, konferensi adalah ajang temu ilmiah para akademisi untuk mempresentasikan paper (artikel) hasil penelitian. Konferensi ada skala nasional dan ada skala internasional.
“Konferensi nasional hanya melibatkan akademisi nasional saja. Sedang konferensi internasional melibatkan akademisi global paling sedikit tiga Negara,” kata Yudi.
Konferensi internasional lanjut Yudi, pastinya menerapkan bahasa yang diakui dunia internasional, Inggris atau Arabic. Biasanya dihadirkan pembicara kunci utusan dari pendidikan tinggi dunia. Pembicara kunci dihadirkan dari kalangan ahli untuk mengusung topik yang menjadi isu utama penyelenggaraan konferensi.
“Ada ratusan konferensi tiap tahun di berbagai negara loh! Konferensi umumnya diadakan reguler tahunan ada juga dua tahunan. Biasanya konferensi diadakan oleh asosiasi ilmu pengetahuan. Karenanya masing-masing konferensi dibedakan oleh lingkup ilmu spesifik. Pelaksanaan konferensi tahun mendatang biasanya telah terjadwal yang ditangani oleh asosiasi di suatu negara secara bergiliran,” ungkapnya Jumat (6/11/2020) di Bandung.
Lebih jauh dijelaskan, konferensi tahunan paling tua di dunia adalah konferensi yang diadakan oleh asosiasi dokter global. Di tahun 2020 ini merupakan konferensi yang ke-64. Para dokter dunia global berkumpul melakukan presentasi hasil penelitian mereka untuk mendapat tanggapan dari peserta konferensi.
“Peserta konferensi adalah mereka yang mengirim artikel ke penyelenggara konferensi. Ngak semua artikel diterima karena diseleksi setidaknya topik mesti sesuai dengan lingkup keilmuan suatu konferensi. Artikel terpilih diundang untuk dipresentasikan serta ditanggapi oleh para juri yang telah disiapkan. Di akhir konferensi biasanya diumumkan artikel terbaik dan presenter terbaik,” terang Yudi.
Ditambahkannya, artikel konferensi pasti diterbitkan di jurnal. Tentu, artikel harus direvisi dulu sesuai ulasan dari juri dan peserta konferensi.
“Ngak hanya diterbitkan loh! Artikel-artikel hasil konferensi sering dibidik oleh para pengambil keputusan untuk dijadikan pertimbangan kebijakan, baik pemerintah maupun dunia usaha. Para pemenang Nobel dilahirkan dari dunia konferensi,“ ujarnya.
Peristiwa konferesi juga dimanfaatkan untuk berkenalan dengan para akademisi dari berbagai negara. Dari kenalan itu berlanjut ke riset bersama secara kolaborasi dan tentunya publikasi bersama pula. Di situ sering muncul berbagai proyek riset berkelanjutan.
“Nah, lebih serunya lagi nih. Khusus bagi mereka yang suka traveling. Usai konferensi itu adacity tour. Waah orang bisa konferensi keliling dunia tuh! Kecuali di masa pandemi pasti polanya virtual. City tour itu bonus aja sih karena yang paling berkesan tetap pengalamanya itu,” ungkapnya.
Karena itu, mahasiswa semasa kuliah wajib punya pengalaman pernah terlibat di konferensi. Caranya, bermitra dengan dosen sejak pelaksanaan penelitian. Ngak sedikit artikel dosen dipresentasikan oleh mahasiswa di konferensi.
“Asyiknya konferensi pasti dibiayai oleh senior atau dibiayai oleh institusi pendidikan tinggi dan ada pula yang dibiayai oleh sponsor. Nah bagi yang belum pernah ikut konferensi ngak usah nyari di luar negeri dulu deh cukup konferensi di dalam negeri saja dulu,” katanya.
“Kita pernah rame-rame konferensi di Malaysia tahun 2017 tuh!. Dari Bandung naik Bus ke Jakarta dan terbang ke Batam lalu nyebarang pake Boat dengan mahasiswa tentunya. Di sana kenalan dengan akademisi dari Jepang, hingga sekarang kami korenspondesi melalui email,” ujar Yudi mengungkap pengalamannya. (HR)