Total utang terdakwa menumpuk hingga Rp2,98 miliar pada Maret 2022, dengan alasan klasik seperti “kesulitan keuangan” hingga “masalah internal perusahaan.”
Tersangka waktu itu berjanji akan mengembalikan uang tersebut, namun, janji itu hanya sebatas ucapan manis, rumah yang dijanjikan sebagai jaminan ternyata telah dijual, dan pembayaran utang tetap tidak terealisasi.
Atas putusan tersebut, pengacara terdakwa menyatakan pikir pikir.
“Kita pikir pikir dulu, kan masih ada waktu untuk menentukan sikap, ” ujarnya.
Sementara itu saksi pelapor Feddy ketika dimintai komentarnya mengatakan kita menghormati keputusan pengadilan, walaupun vonis tersebut lebih ringan 6 bulan, namun putusan tersebut cukup puas.
“Kami ucapkan terima kasih atas putusan vonis tersebut, kami dari perusahaan akan menyiapkan langkah selanjutnya untuk menggugat juga secara perdata, “ujar Feddy.