Untuk ilmu beternak bebek petelurnya, Nurjain mengaku belajar dari Marsudi, warga Mojokerto yang sering mengembala bebek di belakang rumahnya yang banyak terdapat area persawahan.
Setelah sedikit banyak mengetahui tentang budidaya bebek petelur, lantas dia pun mencoba usahanya dalam skala kecil di belakang rumahnya.
“Pertama saya mencoba tidak banyak, hanya 200 ekor dan saya pelihara di belakang rumah. Dalam waktu 1 tahun saya merasa kok menguntungkan. Dari keuntungan itulah kemudian saya tambahkan populasinya menjadi 1.000 ekor,” ujarnya.
Setelah berkembang dengan baik, Nurjain ingin lebih lagi mengembangkan usahanya dengan membeli lahan persawahan untuk usaha bebek petelurnya.
“Waktu itu boleh dibilang nekat, saya meminjam uang di bank untuk membeli lahan persawahan di dekat rumah. Di pikiran saya saat itu, tidak apa-apa gaji saya habis, saya dan keluarga masih bisa makan dari keuntungan bebek,” sebutnya.