Bandung, BEDAnews
Di hari jadinya yang ke 29, PT. Pindad (Persero) bertekad untuk menjadi perusahaan kelas dunia. Namun demikian, berbagai pembenahan perlu dilakukan agar tujuan tersebut dapat tercapai, salah satunya adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia.
“Order melimpah, namun seringkali terlambat karena sumber daya kurang,” kata Direktur Utama PT Pindad (Persero), Adik A. Soedarsono dalam acara Seminar Nasional Bersama Menuju Perusahaan Kelas Dunia di Hotel Grand Aquila, Jalan Djundjunan Nom16, Bandung, Senin (30/4).
Adik membandingkan, di Amerika satu orang pekerja mampu memproduksi peluru 1 juta per tahun, sedangkan Eropa menghasilkan 600 ribu butir peluru dalam satu tahun. “Di Indonesia, 1 pekerja baru bisa menghasilkan 120 ribu peluru pertahun,” kata Adik. Agar tidak kalah dengan pemasok alat utama sistem senjata (alutsista) dari luar negeri, PT Pindad terus membenahi diri diantaranya meningkatkan inovasi dan teknologi.
Selain memenuhi kebutuhan alutsista dalam negeri, PT. Pindad (Persero) juga mendapat order dari negeri tetangga Malaysia berupa 32 panser dan 90 unit peluncur roket NDL dari TNI. "Pesanan dari Malaysia tinggal menunggu administrasi dari pihak sana, paling lambat tahun ini dealnya. Selain itu kami juga sedang sibuk produksi 90 peluncur roket pesanan TNI," pungkasnya.
Sementara itu, Pakar pertahanan dan keamanan negara, Connie Rahakundini menyatakan untuk menjadi perusahaan kelas dunia, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi PT. Pindad yakni meningkatkan jenis dan kualitas alutsista, melakukan riset dan anggaran mengikat, daya saing kualitas, SDM dan teknologi yang handal serta kepastian pemasaran dan jaminan pembelian. “Harus ada UU untuk menjamin kebijakan dapat diwujudkan,” kata Connie.
Dalam kesempatan tersebut hadir Mayor Jenderal TNI Muktiyanto dan Pengusaha Nasional Rahmat Gobel sebagai pembicara dalam seminar yang merupakan rangkaian penutup peringatan ulang tahun PT Pindad. (Lanie)