Panggilannya mirip nama Rusia, “Ocha”. Nama lengkapnya adalah Cahya Ningsih Tedjawisastra. Melihat penampilannya, dengan rambut panjang berwarna coklat muda, dengan sepasang bola mata bulat indah di atas pipi yang merona, mengingatkan kita pada seorang artis ternama, Luna Maya.
Bibirnya merekah bak buah delima. Dan bila suatu saat ia berdandan dengan bibir yang agak dibulatkan dan lebih ditebalkan, tampilannya seperti Angelina Jolly artis papan atas Amerika.
Dengan penampilan seperti itu, bagi yang belum mengenalnya pasti menduga Ocha adalah seorang artis. Selain suka nge-mall, pasti suka shopping barang-barang bermerk seperti layaknya seorang selebritis.
Namun itu hanyalah sebatas dugaan dan kesan yang terlalu terburu-buru tanpa bukti data empiris. Yang benar sebagaimana dijelaskan kepada penulis, Ocha adalah seorang notaris. Notaris cantik sekaligus aktivis.
Tak sedikit organisasi dan komunitas yang diikuti dan digeluti. Dari organisasi perempuan, perkumpulan olahraga, organisasi sosial dan kemanusiaan, apalagi organisasi profesi.
Sebagai notaris, pekerjaan yang sudah ditekuni selama 15 tahun, wanita kelahiran 1971 ini menjabat Ketua Ikatan Pejabat Pembuat Akta Tanah (IPPAT) di Kabupaten Bandung Barat. Itu semua ia lakoni dengan total dan sepenuh hati.
Sebagai aktivis organisasi kemanusiaan, wanita yang punya hobby travelling dan kuliner ini menjabat sebagai Presiden Lions Club Tohaga. Sebagaimana kita tahu, Lions Club adalah organisasi kemanusiaan yang cukup bergengsi di kancah internasional yang beranggotakan 1.400.000 anggota yang tersebar di 200 negara.
Lions Club lah satu-satunya organisasi non pemerintah yang pernah diundang Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk membantu penyusunan Piagam PBB di San Fransisco, California.
Dan hal itu pulalah yang membuat penulis diam-diam tergerak untuk menulis sepak terjangnya dengan mencoba mengenalnya lebih dekat lagi.
Penulis pun tak menyia-nyiakan pada tiap kesempatan penulis bertemu dengan dirinya. Entah itu pada pertemuan tak sengaja, atau pertemuan organisasi di mana penulis dan notaris cantik itu terlibat di dalamnya.
Seperti pertemuan pada senja itu di minggu pertama September 2020, di sebuah gedung di jalan Banda. Penulis bertemu dengannya. Ya penulis bertemu dengan Ocha, seorang notaris, aktivis, seorang istri dari pengusaha sukses Hendie Tedjawisastra, dan ibu dari Anthoni Aditya Tedjawisastra dan Claudia Tiara Tedjawisastra.
Hari itu tampilan Ocha tampak sedikit berbeda. Rambutnya yang biasa terurai panjang dengan warna kuning keemasan atau coklat tua, hari itu tampak disaput scraf yang menutupi rambut indahnya.
Dandanannya sederhana, namun kian menampakkan kecantikannya yang alami. Dengan mengenakan rompi kebesaran organisasinya yang berwarna kuning, berlogo singa, Ocha, sang presiden, nampak memimpin “Reguler Meeting” organisasi kemanusiaan yang dipimpinnya, Lions Club Tohaga Distrik 307 B2.
Acara meeting berjalan seru, mengalir dengan berbagai usulan, pertimbangan serta argumen baik dari pimpinan maupun anggota.
“Suatu meeting yang berjalan begitu manis, penuh keakraban dan demokratis,” Itulah kesan yang tertangkap penulis saat itu.
Memang sebagai Presiden Lions Club Tohaga Distrik 304 B7, kepemimpinan sang presiden cantik ini tak diragukan lagi. Dari Lions Club Internasional yang berkedudukan di Oak Brook, Illionis, Amerika Serikat ini, Lions Club Tohaga memborong hampir semua penghargaan yang diberikan. Suatu penghargaan yang fantastis.
Dari 13 club yang ada di Bandung, dan 300 club yang ada di Indonesia serta ribuan club lainnya di dunia yang anggotanya tersebar di 200 negara, organisasi yang bergerak di bidang kemanusiaan dengan motto “Kami Melayani” ini, Lions Club Tohaga yang dipimpin Lion Ocha meraih “The Best President”, “The Best Secretary”, “The Best Club” dan beberapa penghargaan lainnya. Ini tentu prestasi yang membanggakan dan mendunia.
Kalau melihat ke belakang, dari perjalanan sejarah lahirnya Lions Club, organisasi yang didirikan oleh Melvin Jones pada tahun 1917 ini semula keanggotaanya dari kaum Adam. Pernah masuk perempuan menjadi anggota namun diwarnai aksi penolakan anggota perempuan. Seperti di Worcster, Inggris, pernah terjadi 8 dari 17 anggota Lions Club mengundurkan diri karena ada seorang perempuan yang bergabung menjadi anggota.
Untuk menghilangkan diskriminasi terhadap kaum perempuan yang ingin menjadi anggota Lions Club, maka pada tahun 1987 Konstitusi Lions Club Internasional diubah dan membolehkan kaum perempuan menjadi anggota. Meski demikian sampai tahun 2003 masih ada club yang semua anggotanya kaum pria.
Namun seiring perjalanan waktu, di mana gaung emansipasi kian gegap gempita di seluruh dunia, sejak itu pula kian banyak perempuan yang menjadi anggota dan bisa mengukir prestasi.
Sampai di sini, dengan berbagai penghargaan “The Best”, yang diraih Lions Club Tohaga Distrik 307 B7 dengan Lion Ocha sebagai presiden, itu merupakan prestasi luar biasa.
Penghargaan “The Best President” diberikan kepada Lion Ocha karena Ocha dinilai sukses membawa gerbong organisasi menjalankan misi kemanusiaan sebagaimana dicanangkan oleh Lions Club Internasional. Selain itu kepemimpinan Ocha juga berhasil membangun kekompakan sehinggi misi-misi kemanusiaan dan program kerja bisa dilaksanakan dengan baik dan luar biasa.
Sudah banyak misi kemanusiaan dan program serta karya nyata yang dilaksanakan Lions Club Tohaga Distrik 307 B7. Bantuan terhadap korban banjir bandang di Bandung Selatan, Santunan ke panti jompo, bantuan fasilitas rumah singgah kanker, bantuan terhadap penyandang disabilitas, bantuan alkes dan APD terhadap tenaga medis pada masa pandemi, dan bantuan lainnya.
Itulah selayang pandang sisi notaris cantik, Cahya Ningsih Tedjawisastra, S.H., M. Kn., sang Persiden Lions Club Tohaga Distrik 307 B2. Sebagai kaum perempuan, khususnya perempuan Indonesia yang bisa mengukir prestasi, tak kalah dengan kaum pria. Sudah cantik, kaya, berhati mulia, juga berprestasi. Kiprah dan karyanya, bukan hanya dikenal di dalam negeri tapi juga di luar negeri. (Oleh: Siti Sundari)
