Oleh Syah Sabur
Jakarta – bedanews.com – MENJUMPIT Musashi dari kumpulan bacaan di rak buku di rumah. Jadi ingat kembali pengalaman ‘menggemaskan’ puluhan tahun lalu, saat saya masih kuliah di IKIP Bandung (sekarang jadi UPI alias Universitas Pendidikan Indonesia). Saat itu, tahun 1982-1987, saya termasuk salah satu mahasiswa dengan uang saku super minim.
Tapi saya masih beruntung, tidak se-kere teman saya yang harus mondok di masjid milik kampus. Bukan hanya itu, dengan uang saku yang sering tidak ada di saku, teman saya kadang harus super kreatif untuk mengelola uangnya. Saat itu misalnya, alih-alih menggoreng ikan asin, dia sering terpaksa harus ‘memasaknya’ dengan setrika.
Memasak ikan asin dengan setrika? Bagaimana bisa? Ya, dia memang punya beras dan ikan asin untuk makan sehari-hari. Tapi dia sering tak punya uang untuk membeli minyak guna menggoreng ikan asin sebagaimana lazim dilakukan manusia beradab pada umumnya. Untunglah, dia punya setrika yang biasa dipakai membuat pakaiannya menjadi licin.