Ketua Panitia juga menjelaskan bahwa, rangkaian kegiatan dilaksanakan dalam 2 (dua) hari, dimana di hari pertama dilaksanakan upacara Nge-Raja Swala dan Dharma Tula.
Sementara di hari kedua dilaksanakan upacara metatah. Kegiatan Dharma Tula diselenggarakan dalam rangka untuk dapat meningkatkan pemahaman secara holistik upacara metatah dan seluruh rangkaian prosesnya dan mampu melembagakannya di dalam diri kita.
Upacara metatah/potong gigi/mepandes/mesangih adalah ritual Agama Hindu dan merupakan bagian dari Manusa Yadnya. Upacara ini dilakukan pada anak yang mulai menginjak usia remaja/dewasa. Potong gigi ini bermakna melepaskan diri dari unsur Sad Ripu, yaitu enam musuh dalam diri manusia yang timbul akibat perbuatan yang tidak baik.
“Jadi, upacara potong gigi juga bermakna menemukan hakikat manusia sehingga mampu membangun sifat-sifat kedewataanya.
Melalui pemaknaan Upacara Metatah, kita diharapkan mampu mewujudkan spirit dan nilai-nilainya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga kita mampu menjadi pribadi yang humanis, berkarakter, rukun, mandiri, unggul, dan berintegritas. Pribadi-pribadi yang mampu menciptakan nilai baru, dalam rangka mengangkat derajat kemanusiannya, bahkan derajat kedewataannya,” imbuhnya.