Tangerang, BEDAnews.com
Kegiatan MTQ baik dari tingkat kecamatan, kabupaten sampai ke provinsi bahkan nasional secara rutin dilaksanakan walau perhelatan tersebut sudah menjadi agenda juga sudah membudaya untuk menjaga gengsi wilayah supaya tiap peserta dapat menjadi juara. Untuk mendapatkan hal tersebut terkadang rela mengeluarkan anggaran besar dengan mencabut atau menyewa Qori atau Qoriah dari wilayah luar desa, luar kecamatan, bahkan ada yang dari luar kabupaten dan provinsi. Tentunya ini sangat tidak mendidik dan melemahkan masyarakat tiap wilayah yang memiliki potensi tetapi tidak dibina sedemikian rupa supaya potensi tersebut terus berkembang.
Menurut Ketua DPC LSM Aliansi Indonesia Enji Jazuli yang lebih akrab dipanggil Bang Enji, Kegiatan MTQ ke 45 yang akan diselenggarakan pada tanggal 12-16 februari kemarin gagal total dilaksanakan karena hujan dan banjir yang melanda kab.tangerang. Masih menurut Bang Enji, selama ini kegiatan MTQ lebih banyak para pemangku wilayah bukan menggali potensi yang ada ditiap wilayah masing-masing akan tetapi mereka cenderung mencari prestise dari pada prestasi dan ini tentu panitia lokal tiap wilayah harus memiliki leading sector yang mumpuni untuk dapat menggali, membina potensi ditiap wilayah masing-masing. Tentunya ini harus ada kerja sama dan sinkronisasi antara MUI, Kantor Kemenag tiap wilayah serta Kecamatan demi untuk mencapai prestasi baik itu ditingkat kabupaten, provinsi, nasional bahkan internasional.
Kembali menurut Bang Enji, waktu pelaksanaan perlu dipikirkan yang mana disetiap perhelatan MTQ pada waktu pawai ta’arub hujan, ini perlu dipertimbangkan supaya digeser dari bulan medio februari ke awal maret artinya menggeser waktu 2 sampai 3 minggu tidak terlalu mengganggu kalender kegiatan MTQ tingkat provinsi, emikian Bang Enji mengakhiri bincang-bincang di beranda rumahnya. [Thamrin/Zakky]