KAB. BANDUNG || bedanews.com — Kalau ada anggapan HM. Dadang Supriatna selaku Bupati Bandung sebelum cuti tidak memberdayakan Wakil Bupatinya selama ini, dikatakan salah satu pembantu Pimpinan Pondok Pesantren Yamisa, H. Yuyun Saepudin, Sabtu 26 Oktober 2024, itu adalah merupakan anggapan yang salah.
Bupati dan wakil bupati adalah satu paket dengan tupoksi yang sudah ada aturannya. Sehingga visi misi dan program yang dijalankan oleh Pemerintah Kabupaten Bandung adalah bagian dari kerja bersama, sehingga wajar apabila prestasi yang diraih diakui oleh kedua belah calon. Karena mereka dua-duanya petahana, yang pasti menginginkan bisa menonjolkan prestasi. Tapi masyarakat akan melihat siapa yang lebih menonjol.
Program unggulan yang memiliki daya tarik sekarang ini adalah insentif guru ngaji, oleh kedua calon bupati program itu diakui dan akan dipertahankan dan ditingkatkan, sehingga program insentif guru ngaji terasa familiar dan sangat menarik perhatian
Namun perlu juga digarisbawahi, bahwa yang berperan dalam program prioritas tersebut tentunya Dadang Supriatna, karena itu sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Tentunya hal itu lebih menonjolkan Dadang Supriatna dalam mengimplementasikan kerjanya untuk merealisasikan 13 program prioritas yang disandangnya.
“Untuk pemerataannya sendiri tentang insentif guru ngaji, saya tidak tahu sama sekali. Tapi bisa dikatakan berhasil,” katanya.
Ketika ditanyakan kelayakan Kang DS sapaan akrab Dadang Supriatna untuk menjadi Bupati Bandung kembali, ia menjawab, untuk kacamata para ulama atau tokoh agama bisa dikatakan cukup kembali menjalankan amanat masyarakat sebagai pimpinan daerah. Sebaliknya dengan masyarakat bisa jadi akan ada perbedaan dalam hak politiknya.
Sebagai gambaran, Yuyun memvisualisasikan, silaturahmi yang dibangun Kang DS sangat positif, apalagi dengan para ulama. Karena selain mendapatkan doa, tambah umur, kekuasaan, dan rizku kemenangan menjadi Bupati kembali periode 2024-2029.
“Jadi mengenai ada ‘Gawe’ dan tidak ada ‘Gawe’ masing-masing calon itu bukan bagian kami yang menilainya, melainkan masyarakat yang bisa menilai, bukan kami yang menentukan,” ujarnya.
Yuyun menyampaikan, sebagai pemilih rasional, Kang DS bisa disebutkan mampu memberikan perubahan di Kabupaten Bandung secara signifikan. Juga dikepemimpinannya yang hanya 3,5 tahun itu, Kang DS bisa meraih 352 penghargaan. Itu merupakan sebuah prestasi yang bagus, tentunya hal itu adalah berkat tumbuh kuatnya jalinan sinergisitas antar pihak.
Sementara Pimpinan Pondok Pesantren Yamisa, KH. Yayan Hasuna Hudaya, dikesempatan yang sama menuturkan, kalau Kang DS sudah bisa meningkatkan komunikasi yang harmonis dengan masyarakat begitu juga dengan para tokoh agama. “Bisa jadi komunikasi yang terjalin merupakan jalan bagi Kang DS untuk melanjutkan kepemimpinannya,” ucap KH. Yayan Hasuna Hudaya.***