PURWAKARTA, BEDAnews – Lomba tulisan Moderasi Beragama mendapat hadiah dari PJ Bupati Purwakarta Benni Irwan, bagi yang terbaik Lima Juta Rupiah, Tiga Juta Rupiah dan Dua Juta Rupiah. Hal tersebut disampaikan PJ Bupati itu saat penutupan kegiatan Peninjauan untuk menentukan sikap yang tepat dan benar atau pandangan yang mendasari pikiran, perhatian dan kecenderungan / Orientasi Pelopor Penguatan Moderasi Beragama angkatan 1 dan 2 dengan peserta dari penyuluh, Babinsa, Bhabinkamtibmas dan Pemda Purwakarta, dikemas dalam Kegiatan Silaturahmi Ulama Umaro tingkat Kabupaten Purwakarta, berlangsung sejak 25 – 27 Maret 2024 di Hotel Grand Situ Buleud, Jalan Siliwangi Nomor 11 Kelurahan Nagri Tengah, Purwakarta, diselenggarakan pihak Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Daerah Kabupaten Purwakarta.
Selain hadiah bagi penulis terbaik tadi, dikesempatan tersebut ada dua orang peserta yang mendapat hadiah masing-masing lima ratus ribu rupiah bagi yang bisa menjawab pertanyaan dari PJ Bupati, dua orang beruntung itu satu orang dari Bhabinkamtibmas dan satu orang dari Babinsa.
” Bukan karena uang, tapi apresiasi bagi para pemenang yang menjawab benar, bukti keberhasilan dari kegiatan yang berlangsung selama 3 hari ini, bagaimana kita toleransi dan sejauh mana ego kita selama ini menuju lebih baik dalam kehidupan sehari-hari kita kedepan, kita tidak bisa kerja sendiri tapi bagaimana kita semua bisa lebih bijaksana dan disiplin patuh aturan untuk kebaikan berbangsa dan bernegara,” ucap PJ Bupati.
Sebelumnya, Kehadiran PJ Bupati disambut Dadi dari pihak panitia Kanwil Jawa Barat didampingi H. Hanif Hanafi Kepala Kemenag Purwakarta dan langsung menyapa para peserta. Dalam kegiatan yang berlangsung 3 hari itu disampaikan pentingnya keseragaman dan kekompakan dalam menangkal radikalisme, ekstremisme dan intoleran, pentingnya tanggungjawab sesuai tugas pokok pungsi masing-masing serta mau memberikan pemahaman kepada anak muda atau remaja untuk disiplin dan bersama menciptakan situasi kondusif yang aman dan nyaman di Negara Indonesia.
Nara sumber (Narsum) dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyampaikan Nilai Universal/ Landasan Teologi. Dari TNI menyampaikan Wawasan Kebangsaan. Dari Kepolisian menyampaikan Dinamika Keamanan di Purwakarta. Nara sumber Kasatgaswil Densus 88 Jawa Barat menyampaikan Sketsa Keberagaman di Indonesia.
Heri Gunawan dari Universitas Islam Negeri (UIN) Bandung dan lima orang pasilitator lainya ada Rizikoh (ISIF), Rosidin (ISIF), Wawan Gunawan (Jakatarub) dan Priska Rahmawati (Lakpesdam PBNU) berperan serta dalam kegiatan itu menyampaikan materi perihal seputar Building Learning Comitmen, Udar Asumsi dan Bangun Perspektif, Scenario Thinking, Analysis Sosial dengan Iceberg Analysis dan Proses U. Proses Moderasi Beragama, 9 Kata Kunci Moderasi Beragama, Jati Diri ASN, Ekosistem: 4 D Mapping dengan SPT, Strategi PMB dengan Proses U: Rethingking, Strategi PMB dengan Proses U : Redesigning Reframing, Membangun Gerakan dengan Kepeloporan, Refleksi dan Evaluasi serta lainnya.
Diketahui, dalam kegiatan itu ada buku saku yang diterima para peserta, di dalamnya terdapat penyampaian perihal Moderasi agama yang dikenal dalam tradisi berbagai agama, dalam Islam mengenal konsep Wasathiyah, Kristen konsep Golden Mean, Buddha konsep Majjhima Patipada, Hindu konsep Madyhamika, Konghucu Zhong Yong.
Tradisi agama selalu ada jalan tengah mengacu pada titik makna yang sama memiliki jalan tengah diantara dua kutub ekstrem dan tidak berlebihan merupakan sikap beragama yang paling ideal.
Moderasi sudah lama dikenal dalam sebagai prinsip hidup dalam sejarah manusia, dalam mitologi Yunani Kuno prinsip Moderasi sudah dikenal dan di pahatkan, pada inskripsi patung Apollo dengan tulisan Meden Agan yang berarti tidak berlebihan.
Prinsip Moderasi saat ini sudah dipahami sebagai nilai untuk melakukan segala sesuatu secara proporsional tidak berlebihan, seorang moderat dalam hal makanan, misalnya akan menyantap segala jenis makanan, tapi membatasi porsinya agar tidak menimbulkan penyakit.
Moderasi bagian strategi merawat bangsa Indonesia yang sangat beragam, sejak awal berdiri sudah berhasil mewariskan suatu bentuk kesepakatan dalam berbangsa dan bernegara yakni Negara Kesatuan Republik Indonesia yang telah nyata berhasil menyatukan semua kelompok agama, etnis, bahasa dan budaya.
Indonesia sepakat bukan negara agama tapi tidak memisahkan agama dari kehidupan sehari-hari warganya. Nilai-nilai agama dijaga dan dipadukan dengan nilai-nilai kearipan dan adat istiadat lokal.
Beberapa hukum agama dilembagakan oleh Negara, ritual agama berjalan dengan rukun dan damai, itulah sesungguhnya jati diri Indonesia. Negeri yang sangat agamis dengan karakternya yang santun, toleran dan mampu berdialog dengan keragaman. Moderasi beragama harus menjadi bagian dari strategi kebudayaan untuk merawat jati diri bangsa Indonesia tersebut,”demikian inti yang ditulis di buku tersebut.**
Laela