Bandung BEDAnews.com
Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Indonesia saat ini memasuki tahun ketiga. Hal tersebut memberikan dampak positif dengan meningkatnya lulusan SMK yang diterima bekerja serta menurunnya tingkat penggangguran terbuka (TPT) dari lulusan SMK.
Dari data yang dilansir akun instagram kemdikbud.ri, sebanyak 2.700 SMK telah melakukan penyelarasan kejuruan dengan pihak industri. Hal tersebut bisa melewati penyiapan kurikulum, optimalisasi kerja serta implementasi di SMK setaraf nasional dan internasional.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy menyatakan, program Revitalisasi SMK telah efektif sejak 2017. Hal ini diselaraskan dengan kurikulum dan berbasis kebutuhan. “Di antaranya, kerja sama dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI) semakin ditingkatkan,” ujarnya, seperti dilansir akun instagram kemdikbud.ri, Selasa (16/4/19).
Tak hanya itu, persiapan guru-guru produktif dan penguatan kelembagaan SMK sebagai Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak 1 (LSP-P1) juga harus ditingkatkan. Hal ini untuk meningkatkan lulusan SMK agar mampu bersaing di level internasional.
“Pengembangan muatan mengenai Revolusi Industri 4.0 wajib bagi sekolah yang telah menerima bantuan Revitalisasi SMK . Terdapat 9 jenis muatan industri, antara lain smart school, internet of things augmented reality, 3D Printing, E-Commerce, dan kewirausahaan,” paparnya.
Pencapaian selama dua tahun revitalisasi, antara lain rekrutmen dan sertifikasi produk industri sebanyak 31,43% dan pengembangan pembelajaran abad 21 sekitar 46,62%. Sedangkan profesionalisme tenaga kependidikan dengan jumlah 46,76%, 52,18% tentang program pendidikan guru serta 57,60% untuk pengembangan teknik guru teknik pendagogi.@rel/hermanto