Tahun 2015 awal penulis mengenalnya, saat itu sosoknya masih terlihat “biasa-biasa” saja. Jabatannya sebagai Kabintal boleh dibilang “pelit informasi”. Sebagai seorang militer, Khusnul termasuk tentara yang amat berhati-hati dalam memberi keterangan. “Diam adalah emas”, mungkin itu prinsip hidupnya.
Yang menarik dari Khusnul hanyalah sikapnya yang tidak pernah menolak jika diminta menjadi penceramah kegiatan ta’lim.
“Saya ini tentara. Tentara itu kan harus selalu siap tugas apapun, dimana dan kapan pun,” ujarnya menanggapi pertanyaan tentang aktivitasnya yang sering tampil sebagai da’i dari masjid yang satu ke masjid yang lain.
Dan memang, siapapun yang mengundangnya, sipil atau militer, asal tidak pada jam dinas atau akhir pekan, kapan dan dimana pun perwira satu ini selalu siap. Dibayar atau tidak dibayar tak menjadi soal. Apalagi pasang tarif. Sebagai prajurit tak menghalanginya untuk berdakwah. Itu saja. Selebihnya seperti tentara pada umumnya. Bicara cepat, singkat dan padat. Datang tepat waktu.