Bandung, BEDAnews
Meski dijuluki sebagai kota kembang, kota Bandung yang merupakan kota terpadat di Jawa Barat ternyata tak seindah bunga di taman. Begitu banyak permasalahan perkotaan yang diderita kota Bandung, seperti misalnya pertambahan penduduk yang tak terkontrol, sarana transportasi, kemacetan dan lainnya.
“Sedikitnya ada 15 permasalahan yang dihadapi kota Bandung,” ungkap Prof. Asep Warlan Yusuf saat menjadi pembicara dalam Diskusi Publik bertema ”Menggagas Kota Bandung Masa Depan”, yang digelar DPD PKS Kota Bandung di DPD PKS Bandung Jalan Brigjen Katamso 17, Jum’at (18/5).
Permasalah tersebut diantaranya kurangnya Ruang Terbuka HIjau dan ruang publik, efektitifitas kinerja Satpol PP. “Salah satunya adalah penertiban PKL yang tak kunjung selesai,” lanjut Asep. Kemacetan terutama saat week end, kata Asep, juga menjadi permasalahan yang tak kunjung bisa diatasi Pemkot Bandung.
Asep juga mengkritisi keberadaan pasar modern yang tumbuh pesat sementara pasar tradisional terabaikan, menjamurnya factory outlet yang tidak berijin, persoalan Babakan Siliwangi sebagai hutan kota, bangunan dan cagar budaya. “Kelemahan perlindungan BCB yang tidak dilindungi Perwal, hingga menyebabkan banyak pengrusakan dan penghancuran,” imbuh Asep.
Banjir cileuncang yang kerap melanda Bandung juga menjadi point yang disorot Asep, disamping problema lainnya yakni reklame tak berijin, banyak bangunan tanpa IMB, penyandang cacat dan kesejahteraan sosial, masalah tranportasi TMB yang gagal, masalah sampah dan Perda Perijinan yang gagal.
Sementara itu, Dr. Ir. Denny Zulkaidi, dosen Planologi ITB yang juga menjadi pembicara mengatakan beberapa proyek pembangunan di kota Bandung tidak jelas siapa yang akan mengelolanya. “Seperti pembangunan di PLTSA, yang tidak jelas siapa pengelolanya,” kata Denny.
Diskusi publik yang digelar selepas sholat Jum’at ini menghadirkan Haru Suandharu S. Si, M. Si serta dihadiri kalangan aktivis mahasiswa dan LSM serta awak media. (Lanie)