Jakarta – bedanews.com – Yayasan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) WINDSOR menggelar Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) peserta didik untuk jenjang pendidikan kesetaraan Paket B – SMP, dengan mengangkat tema ‘Kenali Lingkungan, Teruslah Berkarya dengan Semangat Profil Pelajar Pancasila’ yang berlangsung pada Senin (7 Agustus 2023) di Jl. Kramat II nomor 48 Kwitang Kecamatan Senen, Jakarta Pusat.
Berdasarkan pantauan awak media, turut hadir Kepala Sekolah WINDSOR, Evi Susanti, S.Pd, MM dan Kasudin Pendidikan Wilayah II Jakarta Pusat, Bambang Eko Prabowo, S. Stp serta para guru dan koordinator yakni, Jayadi Serpong, Iqbal Depok, Lita, Kepala Kurikulum, Ismayanti, SE, Kordinator Wilayah Jakarta Timur, Maryana (Iin), koordinator Bogor, Intan, koordinator Belajar Jakarta Barat dan Titi Kusumawati, Korwil Bekasi.
Kegiatan MPLS ini juga dihadiri 25 orang peserta didik yang ada di Bogor, Bekasi, Kelapa Gading, Tangerang, Jakarta Timur dan Kwitang sebagai tuan rumah.
Adapun dalam sambutan Kasudin Pendidikan Wilayah II, Bambang Eko Prabowo mengatakan, hadirnya PKBM bertujuan untuk memberikan hak pendidikan untuk kembali bersekolah dalam hal ini melalui Yayasan PKBM WINDSOR.
“Tugas kami sebagai pemerintah, untuk memberikan hak pendidikan kepada anak-anak (peserta didik) yang diberikan melalui WINDSOR,” kata Bambang Eko Prabowo.
Lebih lanjut Ia menjelaskan, banyak alumni PKBM WINDSOR yang sudah sukses dan mendapatkan pekerjaan yang lebih baik, bahkan sudah bekerja di Luar negri. “Dengan modal ijazah yang sama dengan pendidikan reguler (sekolah formal) yang dikeluarkan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan yang dapat digunakan juga melanjutkan jenjang pendidikan ke perguruan tinggi negeri maupun swasta,” ujarnya.
Bambang Eko Prabowo juga berpesan pada para tutor (sebutan untuk pengajar di PKBM), ada tiga hal yang perlu dihindari didunia pendidikan yang perlu digaris bawahi yakni. Pertama, Intoleransi. Kedua, Bullying (perundungan). Ketiga, Kekerasan Seksual.
Dikesempatan yang sama Ini, Kepala Yayasan PKBM WINDSOR, Irsan Wijaya, S.E menjelaskan, kesulitan terkait dinamika implementasi kebijakan (policy) pendidikan dari pemerintah yang sering berubah, terkadang sangat sulit dalam penerapan mengajar. “Karena, pada sebagian murid punya situasi dan kondisi khusus yang tidak seperti di pendidikan formal,” pungkasnya. (Harry A).