Ya, dia memakai setrika untuk mematangkan ikan asin. “Yang penting kan ikan asin jadi matang,” kata teman saya, sambil tergelak. Lalu kami pun makan dengan lahap. Soal bagaimana setrika itu harus dicuci agar tidak membuat pakaian jadi bau, biarlah itu jadi urusan teman saya, yang sekarang entah tinggal dimana, hehe.
*Filsuf dan ahli pedang*
Kembali ke buku Musashi, novel epik ini awalnya dimuat harian Kompas sebagai cerita bersambung sekitar tahun 1983-1984. Tentu saja novel ini selalu jadi perbincangan hangat di antara sejumlah mahasiswa di kampus atau di tempat kos.
Miyamoto Musashi, atau Niten Doraku awalnya berstatus ronin, pendekar tak bertuan yang kemudian menjadi filsuf, penulis, hingga ahli pedang hebat dari Jepang pada awal zaman Edo.