• Home
  • REDAKSI
  • PEDOMAN MEDIA CYBER
Kamis, Maret 30, 2023
  • Login
Bedanews
Advertisement
  • News
  • Hukum
  • Politik
  • Ekonomi
  • Edukasi
  • Ragam
  • Entertaint
  • TNI-POLRI
  • Profil
  • Jurnal
  • BEDAtv
No Result
View All Result
  • News
  • Hukum
  • Politik
  • Ekonomi
  • Edukasi
  • Ragam
  • Entertaint
  • TNI-POLRI
  • Profil
  • Jurnal
  • BEDAtv
No Result
View All Result
Bedanews
No Result
View All Result

Home » Museum Purna Bhakti Selenggarakan Seminar Serangan Oemoem 1 Maret 1949

Museum Purna Bhakti Selenggarakan Seminar Serangan Oemoem 1 Maret 1949

kris by kris
16 Maret 2023
in Ragam
0
Teks foto: Para pembicara pada seminar bertajuk "Kemusuk Bersimbah dan Letnan Kolonel Soeharto" yang diselenggarakan oleh Museum Purna Bhakti Pertiwi dan Yayasan Kajian Citra Bangsa di Jakarta pada 16 Maret 2023 (Foto: Istimewa).

Teks foto: Para pembicara pada seminar bertajuk "Kemusuk Bersimbah dan Letnan Kolonel Soeharto" yang diselenggarakan oleh Museum Purna Bhakti Pertiwi dan Yayasan Kajian Citra Bangsa di Jakarta pada 16 Maret 2023 (Foto: Istimewa).

0
SHARES
4
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Jakarta – bedanews.com – Museum Purna Bhakti Pertiwi bersama Yayasan Kajian Citra Bangsa pada 16 Maret 2023 menyelenggarakan seminar terkait Serangan Oemoem 1 Maret 1949 dalam upaya merawat ingatan seluruh Bangsa Indonesia atas kekejaman genosida yang dilakukan tentara Belanda dalam Agresi Militer Belanda II di Indonesia saat itu.

Ketua Yayasan Kajian Citra Bangsa, Mayjend (Purn) Lukman R Boer dalam keterangan pers di Jakarta, Kamis (16/3/2023) menyebutkan, seminar yang berlangsung di Museum Purna Bhakti Pertiwi Jakarta itu, juga diharapkan dapat menggugah generasi muda agar memiliki patriotisme dan nasionalisme dalam mengisi cita-cita Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.

Seminar yang mengangkat tema “Kemusuk Bersimbah dan Letnan Kolonel Soeharto” itu dihadiri berbagai tokoh, antara lain Jenderal (Purn) Tyasno Sudarto (mantan KSAD), Dr Sumardiansyah Halim Perdana Kusumah (Ketua Asosiasi Guru Sejarah Indonesia), dan Noor Johan Nuh (Penulis buku-buku tentang Pak Harto).

Seminar yang dimoderatori oleh Sejarawan, Diana Trisnawati, M.Hum itu juga diikuti oleh para pelajar, mahasiswa, tokoh lokal maupun nasional, guru sejarah dan sivitas akademika serta berbagai elemen masyarakat lainnya.

BeritaTerkait

Universitas Mercu Buana Jakarta dan PWI Jaya, Teruskan Kerja Sama di Bidang Tridharma Perguruan Tinggi

29 Maret 2023

Permudah Pengguna Molis Melalui Standardisasi Perangkat Baterai

29 Maret 2023

Mengutip almarhum Probo Sutejo dalam buku biografi novelistiknya yang berjudul “Saya dan Mas Harto”, Lukman Boer menjelaskan, pada sekitar awal Januari 1949 pasukan Belanda setiap hari menginterogasi semua orang di Desa Kemusuk yang menjadi saksi atas kekejaman Belanda pada Agresi Militer Belanda II. Mereka mencari tahu di mana Letkol. Soeharto yang telah memimpin serangan malam hari terhadap pasukan Belanda di sekitar Kantor Pos Besar, Secodiningratan, Ngabean, Patuk, Sentul, dan Pengok pada 29 Desember 1948.

Alih-alih mendapatkan informasi, ternyata berbagai interogasi tentara Belanda tersebut hasilnya nihil, sehingga akhirnya mereka dengan membabibuta menembaki kaum pria yang terlihat di Desa Kemusuk maupun desa-desa di sekitarnya.

Seluruh jasad pria korban penembakan itu langsung dilemparkan ke dalam api yang berkobar-kobar, termasuk Atmo Pawiro (ayahanda Probosutejo) serta lebih dari 200 korban lain yang tiga di antaranya adalah bayi dan balita. Tentara Belanda juga membakar semua rumah dan tempat penyimpanan jerami.

Saat itu, Kemusuk yang damai telah berubah menjadi neraka mengerikan yang dipenuhi letusan senjata. Desa Kemusuk seketika berubah menjadi ladang pembantaian (Killing Field). Genosida itu bisa dikategorikan sebagai pelanggaran berat Hak Asasi Manusia (HAM).

Lukman Boer juga mengemukakan, dua bulan sebelum Serangan Oemoem 1 Maret 1949 yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Soeharto ada ratusan, dan yang bisa tercatat namanya hanya 202 korban penduduk Dusun Kemusuk dan sekitarnya yang gugur dibantai oleh tentara Belanda, persisnya pada 7 dan 8 Januari 1949.

Ratusan korban yang gugur sebagai kusuma bangsa itu hingga kini terbaring abadi di Makam Somenggalan, Kemusuk, Argomulyo, Sedayu, Bantul. Adanya ratusan korban yang menjadi perisai bagi Letnan Kolonel Soeharto itulah yang melatari penyelenggaraan seminar nasional yang diadakan Museum Purna Bhakti Pertiwi bersama Yayasan Kajian Citra Bangsa.

Ketua Yayasan Kajian Citra Bangsa itu, lebih lanjut menjelaskan bahwa, putera Kemusuk yang menjadi Komandan Wehrkreise III, Kolonel Soeharto melakukan empat kali serangan malam hari (29 Desember 1948, 9 Januari 1949, 16 Januari 1949, dan 4 Februari 1949) serta satu serangan siang hari (1 Maret 1949).

Serangan yang dipimpin oleh Letkol Soeharto itu memakan banyak korban jiwa dan bangunan di pihak Belanda, padahal sebelumnya pasukan Belanda telah merasa menang ketika menangkap Presiden, Wakil Presiden, dan beberapa Menteri.

Penyebab utama terjadinya serangan umum dilatarbelakangi oleh propaganda Belanda ke dunia internasional yang mengklaim bahwa Indonesia sudah hancur. Tak hanya itu, kelompok Belanda juga mengatakan bahwa pasukan tentara Indonesia tidak ada yang tersisa meski negaranya sudah merdeka. (Red).

Previous Post

Ratusan Anak PAUD Penuhi Komplek Rusunawa, Deden: Semoga bisa Memotivasi Penghuni

Next Post

Ketum Dharma Pertiwi Beri Bantuan Sembako

Related Posts

Ragam

Universitas Mercu Buana Jakarta dan PWI Jaya, Teruskan Kerja Sama di Bidang Tridharma Perguruan Tinggi

29 Maret 2023
Ragam

Permudah Pengguna Molis Melalui Standardisasi Perangkat Baterai

29 Maret 2023
Edukasi

Dua Anggota DPRD Kabupaten Bandung Dicatut Namanya untuk Menipu Orang, Camat Pameungpeuk Alami Hal yang Sama

29 Maret 2023
Ragam

Samsul Maarif Ajak Pengusaha Nahdliyin DKI Jakarta Taat Pajak

29 Maret 2023
Edukasi

Perumda Mantap! Sigap Beri Kirimkan Truk Tangki Air Minum untuk Kebutuhan Warga Terdampak Bencana Banjir Bandang

28 Maret 2023
Ragam

LaNyalla Minta ESDM Konsisten Tolak Pengalihan PI Blok Migas Bulu ke Perusahaan Kanada

28 Maret 2023
Next Post

Ketum Dharma Pertiwi Beri Bantuan Sembako

HPN TAHUN 2023 DPRD Kab. Bandung

HPN 2023 Kota Cimahi

HPN 2023 – KOPERTAIS WIL II JABAR

Mal Pelayanan Publik Kota Cimahi

HPN DPRD KOTA CIMAHI 2023

BEDA Itu pilihan

SERIKAT MEDIA SIBER INDONESIA

Jajaran Komisari & Direksi PT. Wika Beton

  • TENTANG KAMI
  • REDAKSI
  • PEDOMAN MEDIA CYBER
  • DISCLAIMER

MFC - Bedanews.com © 2021

No Result
View All Result
  • Home
  • Redaksi
  • News
  • Hukum
  • Politik
  • Ekonomi
  • Edukasi
  • Ragam
  • Entertain
  • TNI-POLRI
  • Profil
  • Jurnal
  • BEDAtv

MFC - Bedanews.com © 2021

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In