KAB. BANDUNG || bedanews.com — Seorang perempuan mengaku warga Cipanjang Soreang, sebut saja RN, janda puluhan tahun, saat di dalam angkot mengeluarkan kekesalannya karena tidak menerima bantuam dari pemerintah.
Disebutkan RN, warga yang menerima bantuan katanya hanya orang-orang terdekat aparatur pemerintahan desa, RT/RW, sementara warga layak penerima bantuan seolah sengaja dilewat dan tidak di data.
Ketika bedanews.com mengingatkan kemungkinan ada kesalahan data atau mungkin RN belum memperbaharui dan memvalidasi data pribadinya, ia tetap bersikukuh kalau pemerintah sangat pilih kasih.
“Kenapa harus divalidasi data, pan kemarin dulu sudah dilakukan pendataan. Itu mah alasan saja supaya saya tidak menerima bantuan,” katanya di dalam angkot, Sabtu 26 PebruariĀ 2022.
Pernyataan RN dibenarkan pula oleh sopir angkot, sebut RJ, warga Margahayu, sambil mengemudikan mobil, ia menuturkan, banyak orang mampu atau kaya yang mendapat bantuan dari pemerintah. Ironisnya walau pun keadaan kehidupannya mapan tapi masih sudi menerima bantuan yang hanya ratusan ribu rupiah.
“Padahal uang tersebut bagusnya diberikan atau diserahkan kepada warga yang layak, jangan diterima terus dibelanjakan,” ujar RJ.
Untuk kedua kalinya bedanews.com memberikan arahan, kalau memang merasa dirugikan dan kecewa dengan pelayanan pemerintah, lebih baik RN dan RJ segera melakukan konfirmasi untuk mengklarifikasi permasalahan yang terjadi.
“Dengan demikian Bapak dan Ibu bisa mengetahui alasan-alasannya,” ungkap bedanews.com.
Tapi tetap saja arahan itu tak diterima RJ dan RN. Hingga bedanews.com turun dari angkot tersebut, pembincangan antara RJ dan RN masih berlanjut. ***