Antroposentris dalam pengembangan pengetahuan. Hal ini sejalan dengan gagasan Syafruddin yang tidak sepakat dengan hanya mengedepankan paradigma antroposentris dalam teori dan praktik hubungan internasional.
Dari segi keagamaan dan beragama, gagasan Syafruddin juga sejalan dengan program terstruktur UIN Bandung yang mengembangkan moderasi beragama.
“Bukan sekadar moderasi ber-Islam, melainkan moderasi beragama, sehingga semua agama sama-sama mengembangkan pemahaman moderat dalam sikap keagamaannya,” ucapnya.
Ketua Senat UIN SGD Bandung Prof.Dr. Nanat Fatah Natsir dalam sambutannya menyebutkan mantan Wakapolri itu mendapatkan gelar HC dari Fakultas Syari’ah dan Hukum atas orasi ilmiahnya bertemakan “’Transformasi Paradigma Hubungan Internasional Islam Menuju Tatanan Masyarakat Dunia yang Damai”.