Tak hanya itu, menurutnya dari sisi kuantitas pun harus lebih dipastikan lagi agar mampu memenuhi permintaan pasar setiap saat.
Dia khawatir petani tidak mampu memasok kopi secara berkelanjutan.
Terlebih, dengan adanya target untuk mengekspor ke berbagai negara agar mampu meningkatkan nilai ekonomi dari komoditas tersebut.
“Australia, Uni Emirat Arab, Jepang, permintaannya tinggi. Kita belum mampu menyuplai karena kualitas, kuantitas, dan kontinuitas belum nyambung,” katanya.
Oleh karena itu, dalam tahap awal pihaknya berharap kopi Jawa Barat mampu menguasai pasar nasional terlebih dahulu.
“Karena untuk masuk pasar global, harus punya standard kualitas, kuantiti, dan keberlanjutan,” katanya.
Di tempat yang sama, Kepala Biro Perekonomian Provinsi Jawa Barat Rachmat Taufik G mengatakan, pergub ini untuk mendukung perbaikan tata niaga kopi.











