Minimnya tingkat perceraian di kalangan prajurit, menurut mantan Sasrem 044/Gapo Kodam Sriwijaya ini adalah karena masih kuatnya komitmen yang dipegang.
Bila komitmen masih dipegang kuat, dan melepaskan ego masing-masing akhirnya bisa damai kembali.
Sementara itu di tempat terpisah, Sesdisbintal AD, Kolonel Kav. Khusnul Khuluq mengatakan, isteri seorang prajurit memang harus tangguh dan sabar, karena menyadari sebagai prajurit tugas suaminya adalah penjaga kedaulatan NKRI yang mengutamakan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan.
Upaya mendamaikan pihak yang berselisih, pertengkaran rumah tangga atau masalah keluarga lainnya yang terjadi dalam kehidupan rumah tangga adalah seksi pembinaan mental rohani.
“Di sini ada Kasi Binrohis (Pembinaan Mental Rohani Islam), Binrohkat (Pembinaan Mental Rohani Katolik), Binrohprot (Pembinaan Mental Rohani Protestan) dan Binrohhinbudkong (Pembinaan Mental Rohani Hindu Budha Konghuchu). Tapi prajurit yang beragama Konghucu di wilayah Kodam III/Siliwangi belum ada”, tambah Budi yang baru 4 bulan menempati posisinya sebagai Kabintaljarah Kodam III/Siliwangi ini.