Head of Public Policy Ruangguru, Amri Ilmma menyampaikan bahwa pemilihan daerah peserta program ini berdasarkan nilai uji kompetensi guru di daerah tersebut tergolong rendah dibanding daerah lain, jauh di bawah rata-rata yang ditetapkan oleh pemerintah. Harapannya guru-guru di daerah terpencil ini tidak kalah kualitasnya dengan guru yang ada di kota besar.
“Program pelatihan yang dilaksanakan selama 1 tahun ini meliputi kompetensi pedagodik, kompetensi mata pelajaran, kepribadian dan kepercayaan diri, sosial pengajaran, dan penggunaan teknologi untuk pengajaran,” jelas Amri.
Hasil kolaborasi BAKTI-Ruangguru tentu tidak percuma, hal ini nyata dirasakan oleh Juinar Usman, Kepala Sekolah SMA 1 Tabukan Utara, Sangihe.
Juinar menyampaikan bahwa, 9 guru yang menjadi alumni program ITF periode pertama memberi semangat baru bagi guru-guru lain di lingkungan sekolahnya. “Guru yang ikut program memotivasi guru-guru lain dengan membagi pengetahuan tentang konten pembelajaran yang menarik, efektif dan efisien. Sistem belajar menjadi makin inovatif. Kami juga berhasil menyelenggarakan ujian sekolah berbasis Android dengan menggunakan Google Form,” ungkapnya bangga.
![{"remix_data":[],"remix_entry_point":"challenges","source_tags":["local"],"origin":"unknown","total_draw_time":0,"total_draw_actions":0,"layers_used":0,"brushes_used":0,"photos_added":0,"total_editor_actions":{},"tools_used":{"addons":1},"is_sticker":false,"edited_since_last_sticker_save":true,"containsFTESticker":false}](https://bedanews.com/wp-content/uploads/2025/10/Picsart_25-10-30_20-21-18-546.jpg)










