Menurut Ketum DePA-RI, perkara pembunuhan yang dilakukan anak mantan anggota DPR itu disorot publik dan media, setidaknya karena tiga hal. Pertama, para hakim baru saja menuntut kenaikan kesejahteraan dan gaji dengan melakukan mogok nasional dengan cuti bersama tidak mengadakan persidangan selama beberapa hari.
Para hakim yang tergabung dalam Solidaritas Hakim Indonesia (SHI) itu mendatangi Kemenkumham, MA dan DPR RI untuk menyampaikan aspirasinya.
Kedua, di lembaga pengadilan tertinggi baru saja dipilih Ketua Mahkamah Agung (KMA) yang baru yaitu Prof Sunarto. Kepada KMA yang baru ini banyak ditumpukkan harapan perbaikan dan pembenahan MA secara total.
Ketiga, adanya penangkapan atas advokat dan tiga hakim di PN Surabaya itu serta ditemukannya uang dengan jumlah puluhan milliar rupiah saat penggeledahan.