MADIUN || Bedanews.com – Puluhan pelajar SMPN 8 Madiun berkunjung ke Asrama Bosbow yang berada di Jl. Diponegoro No. 39, Kota Madiun. Untuk lebih mengenal salah satu cagar budaya di Kota Madiun itu, mereka mendapat penjelasan langsung dari Kasiter Kasrem 081/DSJ, Letkol Inf Subagya.
Kepada pelajar SMPN 8 Madiun, Pamen TNI AD itu menyebut Asrama Bosbow merupakan bangunan bersejarah yang dibangun pada masa penjajahan Belanda.
“Bangunan ini merupakan peninggalan zaman Hindia Belanda yang dibangun pada tahun 1912,” kata Subagya dalam penjelasannya, Kamis (26/9/2024).
Untuk kegunaannya, ungkapnya, Asrama Bosbow dulunya digunakan sebagai Sekolah Pendidikan Calon Pamong Praja di Madiun atau juga biasa disebut OSVIA yang kependekan dari Opleideng School voor Inlandsch Ambtenaren (kawah candradimukanya pegawai negeri Hindia Belanda).
Sekolah itu hanya berlaku untuk anak laki-laki keturunan Ningrat dan tidak berlaku untuk anak perempuan, serta anak dari suku bangsa lain, misalnya dari etnis Tionghoa.
Selanjutnya pada tahun 1939, jelasnya, bangunan itu dipakai untuk sekolah kehutanan Middlebare Boschbouw School (MBS) te Madiun yang bertujuan untuk ilmu kehutanan dan pengolahan kayu. Namun, pada saat penjajahan Jepang tahun 1942, sekolah itu ditutup dan dilarang.
Setelah ditutup, Bosbow diserahterimakan kepada militer dan hingga kini digunakan sebagai tempat tinggal bagi anggota Korem 081/DSJ.
“Sejarah mencatat sejak tahun 1950-an komplek bangunan Bosbow menjadi tanggung jawab militer, di mana pada saat itu digunakan oleh Batalyon 508 sebagai markas komando. Sedangkan Kompi-kompinya tersebar di berbagai wilayah jajaran Korem 081/DSJ,” terangnya.
“Kemudian pada tahun 1970-an satuan tersebut dilikuidasi, sehingga Bosbow digunakan sebagai tempat hunian bagi para prajurit mantan anggota Batalyon 508. Dan sekarang jadi hunian bagi anggota Korem 081/DSJ yang biasa disebut sebagai Asrama Bosbow,” tambahnya. (Red).