BANDUNG, BEDAnews – Masalah sampah, bencana alam seperti banjir terakhir kali ini melanda wilayah Kota Bandung yang memiliki sebutan Ibu Kota Provinsi, Kota Kembang atau bahkan sebagai Parisj van Java. Musibah tahunan ini menimbulkan derita masyarakat dengan munculnya timbunan sampah, banjir yang melanda pemukiman penduduk dan genangan air di jalan umum dalam kondisi genangan yang cukup tinggi. Akibatnya ? Terganggunya mobilitas masyarakat rumah-rumah terendam air dan lalulintas di jalan-jalan juga terhambat.
Upaya mengatasinya ? Warga jadi pusing 10 keliling. Demikian pula aparat Pemerintah Kota Bandung. Namun aparat pemerintah tetap tidak tinggal diam.
Salah satu dinas yang amat terkait dengan masalah ini Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Bandung yang saat ini ada di bawah komando Dudi Prayudi, Kepala Dinas LHK Kota Bandung tidak tinggal diam walau masalah ini bukan hanya urusan Dinasnya.
Dudi Prayudi dengan ketekunan dinasnya dengan nada apresiasi kepada yang lain juga turut dan DLHK tetap memiliki kepedulian dan sense of crisis melihat kondisi Kota Bandung saat ini.
“Tidak berarti DLHK ongkang-ongkang kaki ketika air hujan menggenangi beberapa ruas jalan dan memasuki halaman dan rumah warga dan bahkan hingga menimbulkan bencana,” ucap Dudi dengan penuh semangat dan ingin cepat tuntas.
Sesuai tugas pokok dan fungsi (tupoksi) sebagai unsur pelaksana urusan pemerintahan bidang lingkungan hidup dengan sub urusan persampahan (Perwal 1390 Tahun 2016), maka DLHK Kota Bandung berupaya menangani persampahan yang menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya banjir.
“Sesuai tupoksinya, kami tentu mengupayakan pengurangan produksi sampah dan menangani sampah kota Bandung, yang menjadi salah satu penyebab banjir,” ujar Dudi Prayudi, Kepala Dinas LHK Kota Bandung saat dihubungi via telpon selulernya, Senin (8 Mei 2023).
Dikatakan Dudi, program “Kang Pisman” yang digaungkan DLHK merupakan salah satu upaya bagaimana mengurangi atau meminimalisir produksi sampah. Dengan “Kang Pisman” yang merupakan akronim dari kata kurangi, pisahkan, dan manfaatkan merupakan upaya Pemkot Bandung melalui DLHK mengajak warga untuk mengurangi, memilah dan memanfaatkan sampah-sampah yang diproduksinya.
Program Kang Pisman yang mulai digaungkan sejak tahun 2019 bukan gerakan seremonial semata, melainkan gerakan jangka panjang untuk mengubah peradaban dan penerapan sistem dalam pengelolaan sampah di Kota Bandung. Hebatnya lewat program ini Pemkot Bandung banyak mendapatkan apresiasi dan prestasi. Tidak hanya dari unsur pemerintahan, lewat program Kang Pisman ini, warga pun mampu menghadirkan ragam inovasi terkait permasalahan sampah. Diantaranya kawasan bebas sampah, berdirinya bank sampah yang merubah sampah menjadi emas.
“Kami punya kawasan bebas sampah di 180 RW. Ada juga 2 kelurahan masuk kawasan bebas sampah, Cihaurgeulis dan Kelurahan Sukamiskin,” tuturnya.
“Bank sampah 803 pun tersebar di kecamatan, kelurahan, sekolah juga instansi dan perkantoran. Bank sampah juga ada, juga Waste To Gold sampah di tabung ketika sudah mencapai sekitar Rp 40 ribu ditukar menjadi emas,” imbuhnya.
Jadi, kata Dudi, solusi penanganan banjir yang ditawarkan DLHK Kota Bandung salah satunya adalah dengan dengan terus menggelorakan terus program Kang Pisman. Selain itu juga, dengan cara klasik, yakni terus melakukan sosialisasi atau imbauan masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan, apalagi membuang sampah ke sungai.
“Jangan membuang sampah sembarangan, apalagi membuang sampah ke sungai agar tidak menimbulkan dampak banjir,” pungkas Dudi yang kemudian saat ditemui di kantornya.**(ADV)