Strategi Prabowo untuk menghindari konfrontasi langsung dengan loyalis Jokowi dan elite penguasa lama sejalan dengan ajaran *Hastabrata*. Dia memilih bersabar dan berkompromi untuk menjaga stabilitas, sembari menunggu waktu yang tepat untuk bertindak lebih tegas.
*Preseden di Pemerintahan Jokowi dan Kabinet Awal 2014*
Langkah kompromistis ini bukanlah hal baru dalam sejarah politik Indonesia. Pada 2014, ketika Jokowi pertama kali terpilih sebagai presiden, ia juga menyusun kabinet dengan banyak kompromi. Beberapa posisi strategis diisi oleh tokoh dari partai politik yang sebelumnya berseberangan, seperti Golkar dan PPP. Meski awalnya publik berharap Jokowi menghadirkan perubahan, kehadiran elite lama membuat banyak pihak meragukan kebaruan yang dijanjikan. Namun, Jokowi tampaknya sadar bahwa menjaga keseimbangan politik adalah kunci untuk memulai pemerintahannya dengan lancar.











