“Misalnya buffet (prasmanan) resikonya tinggi, tidak boleh langsung oleh tamu tapi disajikan petugas. Tadi kita juga sepakati flow atau akses masuk dan keluar tidak boleh bertemu. Petugas juga memakai sarung tangan, masker dan face shield untuk yang interaksinya dekat,” ucap Yana saat menerima Forum Aspirasi Pengusaha Jasa Pernikahan Kota Bandung, di Ruang Rapat Wakil Walikota Bandung, Rabu (17/6/2020).
Yana mengatakan resepsi pernikahan termasuk kegiatan yang melibatkan banyak orang dengan interaksi yang cukup dekat. Sehingga perlu standar protokol kesehatan yang sangat ketat.
“Untuk pemeriksaan tamu juga diterapkan standar protokol. Mulai masuk tamu periksa suhu tubuh dengan thermo gun. Kemudian undangan memakai qr code sebagai tanda bahwa ia memang tamu. Selain itu pelaminan juga dibuat trap (tangga) agar saat foto bersama tidak berjajar,” papar Yana.