Mekanisme keamanan tersebut berarti satu anggota Polri yang berjaga, dijaga anggota Polri lainnya, atau anggota TNI bersenjata yang sedang diperbantukan.
“Jadi petugas jalur mudik didampingi petugas pengamanan menggunakan body system. Jadi ada petugas yang dilengkapi senjata, baik TNI atau Polri menjaga aparat lainnya dalam pengamanan arus mudik ini. Seperti satu polwan yang bertugas ditemani koramil yang bersenjata saat bertugas,” kata Tito.
Ia menambahkan untuk penugasan anggota tidak boleh satu orang, harus dua.
“Jadi satu orang yang bertugas harus dijaga satu orang,” imbuhnya.
Tito berharap dengan pengamanan body sistem ini, petugas bisa terhindar dari serangan teroris. Menurutnya, pengamanan body sistem ini merupakan langkah antisipasi mengingat teroris umumnya menarget petugas dalam setiap serangan.