Sementara itu, Wikan Sakarinto, menjelaskan, untuk menjalin “Link and Match” (Pernikahan) dengan pihak industri perlu adanya 9 poin penting yang harus diwujudkan yaitu :
- Kurikulum yang disusun bersama dengan pihak industri
- Dosen-dosen tamu yang berasal dari industri
- Program magang yang tertruktur dan dikelola bersama dengan baik
- Komitmen yang kuat dan resmi industri dalam penyerapan lulusan
- Program beasiswa dan ikatan dinas bagi mahasiswa
- Bridging program dimana pihak industri memperkenalkan teknologi dan proses kerja kepada para dosen
- Sertifikasi kompetensi yang diberikan kepada lulusan
- Bantuan alat laboratorium oleh pihak industri
- Joint research.
“Kesembilan poin ini harus disepakati oleh kedua belah pihak, dan harus bersama-sama dijalani dan saya harap ini bisa dilahirkan dan ditambah lagi, ini adalah poin-poin yang harus dihubungkan dengan industri, dan pihak industri harus menjamin bahwa kita memberikan kualitas yang baik,” katanya.
Pria yang akrab disapa sebagai Mas Dirjen ini mengapresiasi webinar yang diadakan oleh FDVSI serta pemahaman FDVSI terhadap masalah utama Pendidikan Vokasi dan solusinya, serta siap berkolaborasi dengan FDVSI dalam menjalankan program-program Ditjen Diksi.
“Masalah yang dikemukan oleh FDVSI tentang Program Penguatan Pendidikan Tinggi Vokasi (PPPTV) Tahun 2020 yang saat ini hanya diberikan untuk PTN Vokasi secara kompetisi, maka program serupa akan diberikan juga secara terpisah kepada PTS Vokasi,” tandasnya. [mae]