Persoalan utang luar negeri serta kebocoran anggaran akibat korupsi bukanlah isu baru. Selama puluhan tahun, gerakan sosial di Indonesia memperjuangkan transparansi dan akuntabilitas, tetapi tidak pernah ada gebrakan hukum yang spektakuler. Ketika Prabowo menjadi Presiden ke-8, pidato-pidatonya memberi harapan baru bagi rakyat. Penulis bahkan menyebutnya sebagai *Prabowo The Last Emperor*, simbol harapan terakhir bagi rakyat dalam mewujudkan Indonesia yang adil dan makmur.
Gerakan mahasiswa dan rakyat yang menggelar aksi demonstrasi bertajuk *Indonesia Gelap* menjadi bukti bahwa ini bukan sekadar salah paham atau rekayasa geopolitik, melainkan ekspresi nyata kekecewaan publik. Rakyat menyadari bahwa tidak ada presiden di dunia yang memiliki tongkat Nabi Musa untuk mengubah keadaan dalam sekejap. Namun, selama penegakan hukum terhadap koruptor dan penyalahguna kekuasaan tidak segera direalisasikan, maka kepercayaan publik terhadap kepemimpinan Prabowo akan semakin tergerus. Harapan rakyat belum sepenuhnya pudar, tetapi jika tidak ada tindakan nyata dalam waktu dekat, maka segala janji politik hanya akan menjadi omon-omon yang semakin menggerus legitimasi pemerintahan ini.