Kedua;Membangun lingkungan belajar yang aman, kondusif, dan terbuka untuk dialog dan diskusi.
Ketiga;Memberikan pendidikan karakter dan sosial-emotional learning sebagai bagian integral dari kurikulum pendidikan.
Keempat; Meningkatkan kerjasama antara lembaga pendidikan, keamanan, dan masyarakat untuk mencegah terjadinya tawuran dan memberikan tindakan yang tepat jika terjadi tawuran.
Kelima; Memberikan pelatihan dan pembinaan kepada siswa mengenai pentingnya sikap toleransi, pengendalian diri, serta penyelesaian konflik secara damai.
Kesimpulan:
Terjadinya tawuran di kalangan pelajar tidak hanya dipengaruhi oleh satu faktor saja, melainkan dari berbagai faktor, baik dari internal maupun eksternal. Oleh karena itu, penanganan terhadap tawuran pelajar harus melibatkan semua pihak dan dilakukan secara holistik, dengan memperhatikan aspek pendidikan karakter dan pengembangan sosial-emotional learning. Dalam konteks ini, pengembangan sosial-emotional learning dapat membantu siswa memahami dan mengelola emosi mereka, membangun hubungan yang positif dengan orang lain, serta mengembangkan sikap toleransi, empati, dan kepedulian terhadap sesama.