Walaupun tidak ada negara demokrasi di dunia ini yang sepenuhnya bebas dari praktik anarkhisme atau rasisme, karena kedua fenomena ini justru sering kali muncul dalam berbagai bentuk di masyarakat yang demokratis. Namun, ada beberapa negara dianggap memiliki tingkat stabilitas sosial yang lebih tinggi dan lebih berhasil dalam mengelola perbedaan etnis dan sosial. Contohnya, Swedia yang memiliki kebijakan inklusif dan toleransi, meskipun masih menghadapi tantangan terkait integrasi imigran, Kanada yang memiliki keragaman budaya dan konstitusi-nya anti-diskriminasi yang kuat, Belanda yang memiliki sejarah panjang dalam toleransi dan pluralisme, walaupun masih ada tantangan sosial.
Masing-masing negara ini berusaha mengatasi isu-isu terkait anarkhisme dan rasisme, tetapi tidak ada yang sepenuhnya bebas dari masalah tersebut. Upaya berkelanjutan dalam pendidikan, kebijakan sosial, dan dialog antarbudaya sangat penting untuk menciptakan masyarakat yang lebih harmonis.