Bandung BEDAnews
Pimpinan dan anggota Komisi II DPRD Jawa barat yang telah melakukan kunjungan kerja kekabupaten Tasikmalaya untuk melihat dan mendengar program pencetakan sawah baru dan program kegitan dari gabungan kelompok tani Simpatik yang mengolah lahan secara organik.
Dari apa yang dilihat dan didengarnya langsung dari petani Ketua komisi II Ir. Ridho Budiman Utama menilai apa yang telah dilakukan oleh gapoktan tersebut perlu didorong untuk mendapatkan bantuan fasilitas termasuk diantaranya dari pemerintah pusat.
Karena itu pihaknya akan membuka komunikasi secara intens terutama melalui jalur fraksi di DPR RI untuk melakukan komunikasi dengan Dirjen terkait
Dikatakan “Bantuan dari pusat itu ada dan cukup besar, tinggal bagaimana kita di daerah bisa membuka akses ke sana melalui komunikasi dengan Anggota DPR RI asal Jabar.”
Gapoktan Simpatik yang merupakan gabungan petani yang menggarap sawah secara organik, sehingga berasnya pun menjadi beras organik yang saat ini sangat diminati terutama oleh pasar luar negeri. “ Walaupun kini pasar untuk di dalam negeri juga mulai bangkit.”
Ketua Gapoktan Simpatik Tasikmalaya, Uu Saeful Bahri mengharapkan agar program pencetakan lahan sawah baru, hendaknya disertai dengan pendampingan hingga pasca panen. Dengan adanya pendampingan ini diharapkan program tersebut bisa dimaksimalkan.
Dijelaskan UU potensi pasar beras organik cukup tinggi, namun pihaknya belum mampu untuk memenuhi kebutuhan pasar tersebut. Budidaya beras organik memang cukup sulit apalagi dengan lahan yang terbatas. Saat ini Gapoktan Simpatik mengelola lahan seluas 112 ha yang digarap oleh 512 petani di wilayah Tasikmalaya.
Gapoktan Simpatik terikat MoU dengan pengimpor untuk tidak menjual produknya di dalam negeri. Gapoktan Simpatik saat ini memasarkan beras organik di 5 negara Amerika dan Eropa. Produksinya mencapai 2,5 ton dan membutuhkan modal untuk satu tahun sekitar delapan ratus juta.@herzs