Melemahnya oposisi membuka peluang bagi pemerintah untuk memusatkan kekuasaan tanpa pengawasan, meningkatkan risiko korupsi, nepotisme, dan kebijakan yang mengabaikan rakyat.
Tanpa oposisi, aspirasi masyarakat kehilangan saluran. Hal ini memicu ketidakpuasan dan potensi konflik sosial.
Demokrasi membutuhkan oposisi untuk menyeimbangkan kekuasaan. Tanpanya, kebijakan hanya mencerminkan kepentingan elit, bukan rakyat.
Tekanan pada oposisi justru memperdalam polarisasi politik, memperkuat sikap ekstrem, dan memicu ketegangan sosial.
Publik bisa kehilangan kepercayaan pada demokrasi jika oposisi tidak diberi ruang. Akibatnya, muncul apatisme politik dan kecenderungan mendukung sistem otoriter.
Oposisi adalah pilar penting demokrasi. Menekan perannya hanya akan menciptakan demokrasi prosedural tanpa substansi. Untuk menjaga demokrasi tetap hidup, rakyat harus memastikan pemilu berjalan adil, menjaga independensi lembaga pengawas, dan menolak segala upaya yang melemahkan oposisi.