KAB. BANDUNG || bedanews.com — Mulai berdiri pada tahun 2012 lalu dan diberi nama Paguron Pencak Silat Putra Lugay (Anak Bangkit), dengan alasan awalnya para sesepuh mempunyai Paguron Sunda Lugay yang hampir punah, maka dibentuklah paguron baru sebagai penerus untuk menjaga eksistensi oleh para puteranya.
Paguron Putra Lugay sebelum menjadi Sinar Siliwangi yang beralamat di Kampung Kacakaca RT04 RW02 Desa Sugih Mukti Kecamatan Pasirjambu itu sangat dikenal masyarakat Kawasan Bandung Selatan, dan selalu mengundang untuk gelar pencak silat di setiap hajatan, juga di atraksi-atraksi lainnya.
Bahkan dikatakan Guru Besarnya, Beng Sukmana, pada tahun 2013, Putra Lugay yang menyambut tamu dari Kementerian KLHK. Sementara di tahun 2018 tukang gendang yang merupakan satu-satunya, Wina Winarti, dijadikan sebagai salah seorang perwakilan budaya di bawa ke Perancis dan Belanda.
“Hal itulah yang menumbuhkan rasa optimis bagi kami semua, bahwa seni budaya Sunda sangat digandrungi negara lain. Sehingga kami berkeinginan mengembangkannya secara signifikan,” katanya melalui telepon selular, Senin 18 September 2023.
Upaya untuk lebih mengembangkan paguron,
Pada tahun 2019 Putra Lugay menggabungkan diri dengan Paguron Sinar siliwangi yang di pimpin oleh Dodi Ariyanto/Odod juga merupakan Guru Besar. Sejak saat diputuskan menjadi Paguron Sinar Siliwangi Putra Lugay.
“Alhamdulillah dari perpaduan dua paguron bisa meraih berbagai prestasi melalui kejuaraan Pasanggiri tingkat Kecamatan Pasir Jambu, dua kali Juara Umum tingkat Kabupaten Bandung, dan terahir di tahun 2023 di Rampak Anak Puteri menjadi juara 2 tingkat Jawa Barat,” ujarnya.
Keberadaan Paguron Sinar Siliwangi Putra Lugay di masyarakat, Beng menambahkan, bisa membantu masyarakat terutama yang mau turut melestarikan seni budaya warisan leluhur, dengan demikian bisa mengurangi jumlah kenakalan remaja, karena lebih memilih sebagai pelaku pelestari seni budaya atau pesilat.
Melalui peraihan prestasi para pesilatnya, ia menuturkan, sudah memberikan kontribusi terbaik bagi pemerintah khususnya bagi masyarakat Kawasan Bandung Selatan. Inilah bukti bhaktinya dengan mengharumkan nama Kabupaten Bandung dengan raihan prestasi yang berkaitan dengan upaya melestarikan seni budaya warisan leluhur.
Beng menuturkan, kekayaan budaya itu merupakan ciri kebesaran bangsa. Ia mengajak kepada maayarakat untuk ikut berperan aktif dalam melestarikannya, menjaganya, memelihara, malah bisa langsung menjadi pelaku seni budaya.
Insya Alloh Paguron Silat Sinar Siliwangi Putra Lugay bisa menjadi wadah bagi semua orang, lanjutnya, karena silat merupakan bagian dari salah satu budaya yang menggambarkan keindahan seni gerak dan cermin dari keluhungan bagi dirinya sendiri.
“Sehingga bisa tumbuh sikap bijak, kedewasaan, kepedulian terhadap sesama, karakter yang baik, rasa sosial, juga rasa kuat mempertahankan budaya warisan leluhur,” tutupnya.***