
“Cukup intuitif juga, ” gumam penulis.
Sambil berlari kecil karena hujan kian menderas, penulis pun masuk mobil, segera mengarahkan roda menuju bantaran sungai sebelah kanan. Begitu turun, mata penulis tertumbuk pada jajaran penjual kuliner yang dengan ramah menawarkan jualannya.
“Silahkan, mie kocoknya Bu. Mau coba seblaknya Bu. Es kelapanya segar Bu,” begitulah celoteh para pedagang dari kios-kios kecil yang berjajar di atas bantaran.
Saat penulis bertanya di mana Pak Purwadi Dansektor 7, serempak para pedagang tersebut mengarahkan tangannya menunjuk ke bawah bantaran. “Di sana tuh, lagi di kolam ikan,” jawab mereka hampir bersamaan. Rupanya sosok Dansektor 7 ini begitu akrab dan dikenal para pedagang kuliner dan masyarakat sekitar.