Apalagi dua tahun sebelumnya. Pertengahan tahun 2018 penulis pun sempat melewati jembatan ini bersama rombongan komunitas. Saat itu warna air sungainya tidaklah keemasan. Warnanya sungguh tak sedap dipandang mata, meski sudah nampak kegiatan pengangkatan sedimentasi. Tapi masih terlihat kotor. Waktu itu memang program Citarum Harum baru beberapa bulan berjalan. Pabrik-pabrik walau sudah mendapat teguran dari Satgas Citarum Harum untuk tidak membuang limbah cair langsung ke sungai, masih saja membandel.
Seorang rekan penulis sempat terperosok masuk parit, yang disangkanya tanah datar, ternyata parit yang tertutup hamparan sampah. Baunya minta ampun, bau busuk yang begitu menyengat hidung. Terpaksa rekan itu lekas-lekas mencari toilet masjid untuk mandi dan berganti pakaian.