“Keberhasilan program ini bergantung pada gotong royong berbagai pihak—dari pemerintah daerah, tenaga kesehatan, hingga para tokoh masyarakat. Keluarga adalah lini pertama pertahanan gizi anak,” tambahnya.
Kemudian, Tenaga Ahli SDM dan Madya Badan Gizi Nasional Mochamad Halim dalam paparannya menekankan bahwa pemenuhan gizi bukan sekadar urusan kesejahteraan sosial, tetapi investasi jangka panjang bagi kualitas bangsa.
“Gizi yang optimal adalah prasyarat mutlak bagi bangsa yang ingin maju. Kita ingin mencetak generasi yang kuat secara fisik, tajam dalam berpikir, dan tangguh menghadapi tantangan global,” ujarnya.
Lebih lanjut, Halim mengangkat pentingnya membangun ekosistem masyarakat sadar gizi melalui edukasi yang komprehensif. Ia menyebutkan bahwa strategi pembangunan sumber daya manusia harus dimulai dari perut yang sehat dan otak yang terasah sejak dini.