Sayang kenyataannya tidaklah demikian. Solusi yang diupayakan pemerintah tidak bisa menuntaskan persoalan. Secara makro perekonomian di negeri ini memang telah terganggu, karena dasar dari sistemnya sendiri sudah rusak dari awal yaitu penerapan kapitalisme. Dalam sistem ekonomi ini, modal dan manfaat dijadikan tolak ukur. Bagi siapa saja yang memiliki modal maka akan diberikan kesempatan membuka usaha seluas-luasnya, bahkan sumber daya alam yang merupakan milik dan kebutuhan publik pun bisa dikuasai para kapital. Maka tak heran ketika pengusaha kecil akan kalah saing dengan para pemilik modal baik di bidang produksi ataupun pemasaran. Kesejahteraan masyarakat tidak akan didapat dalam naungan sistem ini.
Persoalan di atas sangat berbanding terbalik dengan Islam. Sistem pemerintahan Islam termasuk sistem ekonominya, dibangun berdasarkan akidah Islam. Atas tuntutan syariat negara berkewajiban memberikan jaminan kebutuhan dasar individu maupun kebutuhan kolektif umat. Meski demikian Islam sangat mendorong umatnya untuk berusaha dan tidak malas, terlebih pada laki-laki yang mempunyai tanggung jawab menafkahi keluarganya. Sebagaimana yang dilakukan Rasulullah saw. kepada seorang lelaki Ansor yang datang meminta bantuannya, kemudian Rasulullah memberikan solusi untuk permasalahan tersebut dengan memberikan kapak untuk bekerja. Inilah contoh negara yang menjalankan fungsinya mengatasi ekonomi masyarakat. Didorong untuk bekerja serta difasilitasi alat penunjangnya. Sebagaimana sabda Rasulullah saw.