Muslim Arbi juga menegaskan bahwa, pemerintahan Prabowo-Gibran kini menghadapi defisit legitimasi moral.
“Memang secara hukum Gibran sudah dilantik. Tapi secara etika dan politik, legitimasi itu rapuh. Banyak yang masih melihat bahwa ia tidak pantas duduk di sana,” ujarnya.
Menurutnya, tidak ada stabilitas politik tanpa legitimasi moral. Ketika Wakil Presiden sendiri dianggap hasil rekayasa hukum, maka kepercayaan publik terhadap institusi pemerintahan otomatis menurun.
“Rakyat bisa patuh karena takut, tapi tidak akan hormat. Pemerintah bisa kuat secara struktur, tapi lemah secara moral,” tegasnya.
Muslim Arbi memprediksi bahwa, selama Gibran masih menjadi wakil presiden, pemerintahan Prabowo akan terus diguncang isu-isu etik dan dinasti kekuasaan.












