Oleh : Lilis Sulastri
(Guru Besar Ilmu Manajemen UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Ketua Prodi Manajemen FEBI, dan Dosen MSDM Pasca Sarjana UIN BDG
Ketua Umum MES Kota Bandung)
Beberapa tahun lalu, kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) terdengar seperti dongeng teknologi. Kini , hadir di genggaman kita setiap hari. Dari rekomendasi film di Netflix, fitur navigasi Google Maps, hingga chatbot layanan pelanggan, AI menjadi “mesin sunyi” yang bekerja tanpa kita sadari. Di balik kecanggihannya , ada pertanyaan yang lebih besar, ‘apa artinya bagi manusia? Bagaimana nasib sumber daya manusia (SDM) ketika perusahaan-perusahaan mulai gencar berinvestasi pada AI? Ketika kecerdasan buatan (AI) masuk ke dunia kerja, apakah manusia akan tergantikan? Jawabannya: tentu tidak sepenuhnya. AI memang mampu mengotomatisasi pekerjaan rutin, tetapi manusia tetap punya keunggulan, kreativitas, empati, dan intuisi.











