“Untuk salon ini saya lihat physical distancing lengkap pakai APD. Kemudian pakai sarung tangan, saya pikir semua clear. Setelah lakukan aktivitas semua alat itu diganti,” tambahnya.
Tak hanya itu, ia pun memperhatikan ‘physical distancing’ juga harus dipahami. Juga maksimal 50 persen jumlah yang bisa dilayani.
“Mereka sudah paham, kapasitasnya 50 persen. Istilahnya pengunjung banyak, tetap lakukan pengaturan,” ujarnya.
“Kalau di mal itu biasanya tidak kaku. Kalau dapat nomer antrian, biasanya makan dulu atau beli apa. Setelah itu baru masuk giliran,” kata Ema, yang juga sebagai Sekda Kota Bandung.
Untuk kekurangannya, Ema peringatkan agar dilakukan dengan benar. Misalnya, saat mencuci rambut perlu jaminan yang kuat agar tidak memaparkan.