Gap-nya? Kita punya visi, tapi kehilangan napas dalam implementasi harian. Ruang kelas tak ubahnya lapangan kosong tanpa strategi hidup. Tulisan ini bertujuan menjawab tiga pertanyaan kunci media tentang refleksi skor 1:0, dan bagaimana konsistensi bisa menjadi kekuatan pembelajaran, terutama dalam menyambut Tahun Pelajaran 2025/2026:
Inilah hasil lengkap cuplikan wawancaranya dengan Bedanews.com :
Pertama: Peluang Apa yang Bisa Digali dari Skor 1:0 untuk Membangun Mentalitas Generasi Muda? Skor 1:0 menjadi titik didik kolektif yang luar biasa. Ia menyadarkan kita bahwa kemenangan sejati bukan hanya soal hasil, tetapi cara menghadapi tekanan, menjaga ritme, dan bertahan saat situasi sulit. Dalam Kurikulum Cinta, peristiwa semacam ini diangkat sebagai refleksi pembelajaran: bagaimana anak muda menghadapi kegagalan dengan grit, bukan sikap menyalahkan. Deep Learning memanfaatkan data emosi dan perilaku anak setelah momen stres (ujian, konflik, kekalahan) untuk membimbing mereka dalam membangun ketangguhan. Gapura Panca Waluya menerjemahkannya dalam kegiatan seperti Hari Refleksi Kolektif dan Sesi Cerita Emosi, agar nilai-nilai dari peristiwa olahraga nasional bisa membentuk ketahanan mental sejak dini.