2. Sanjaya
Setelah Tarusbawa meninggal (w. 723 M), Sanjaya kemudian diangkat menjadi raja Sunda, mewakili istrinya, yang merupakan cucu dari Tarusbawa. Pada tahun itu juga Sanjaya berhasil merebut kekuasaan Galuh dari rahyang Purbasora, yang merebut kekuasaan dari ayahnya, Bratasenawa (rahyang Sena). Oleh karena itu seluruh wilayah Sunda dan galuh berada di bawah kekuasaan Sanjaya.
3. Temperan Barmawijaya
Temperan mewarisi kekuasaan Pakuan dan Galuh pada tahun 732 M, setelah Sanjaya menjadi raja Kalingga Mataram. Temperan berkuasa selama 7 tahun, dari tahun 732-739 M. Ia meninggal ketika terjadi kudeta oleh Sang manarah atau Ciung Wanara.
4. Hariang Banga (739-766 M)
Hariang Banga atau Sang Banga atau Prabu Kertabuana Yasawiguna Hajimulya, berkuasa selama 27 tahun (739-766 M), yang berkuasa hanya di sebelah barat sungai Citarum dari tahun 759 M. Dari istrinya yang bernama Dewi Kancana Dari (keturunan Demunawan dari Saunggalah), sang banga mempunyai putra yang bernama Rakeyan Medang, yang kemudian menggantikan kekuasaan setelahnya. Sebuah naskah abad ke13 M (atau abad ke-14 M) memberitakan bahwa Sang banga pernah membangun parit di Pakuan. Hal ini dilakukannya sebagai persiapan untuk mengukuhkan diri sebagai raja yang merdeka dari Galuh. Lepasnya pakuan dari galuh terjadi setelah 20 tahun Banga menjadi penguasa Pakuan. Daerah yang termasuk kekuasaanya adalah sebelah barat Citarum