
Selama 9 tahun mendampingi suami bertugas di Sentani, banyak cerita dan pengalaman seru yang penuh tantangan. Sebagai pasangan pengantin baru, Wid termasuk cepat beradaptasi dengan lingkungan dan bagaimana menjadi istri prajurit.
“Saya sering ditinggal sendiri karena suami pergi ke pos perbatasan di hutan yang lumayan jauh. Daerahnya masih sepi. Situasinya masih belum aman karena banyak pergerakan GPK (Gerombolan Pengacau Keamanan) cikal bakal lahirnya OPM (Organisasi Papua Merdeka). Saya harus mandiri dan tidak boleh mengeluh. Untuk mengisi waktu saya melakukan banyak kegiatan termasuk belajar bisnis”, papar Wid detail.
Di Papua, lanjut Wid, hanya ada seorang dokter kandungan itu pun adanya jauh di Jayapura. Maka kalau ada istri anggota yang sakit atau mau melahirkan, bila harus dirujuk ke rumah sakit tapi tidak punya biaya, sungguh keadaan yang penuh tantangan dan sulit. Tapi dengan kekompakan kami para istri prajurit yang bahu membahu membantu, semua itu bisa teratasi. Itu indah sekali. Pengalaman itu tak terlupakan,” ungkap pegiat sosial itu berkisah.