Kesuksesan yang diraih perempuan ulet itu, tentu melalui suatu proses yang panjang dan berliku. Tidak begitu saja datang kesuksesan menghampirinya. Sebagai perempuan biasa, Wid sedikit tahu bagaimana menjadi istri prajurit karena kakak kandungnya juga seorang tentara.
“Saya ketemu bapak (suami), saat saya masih kelas 2 SMA yang kebetulan 1 angkatan dengan kakak saya, AKMIL lulusan 1985. Begitu lulus, bapak bertugas di Batalyon 751 Sentani Papua. Maka setelah menikah tahun 1987, saya langsung diboyong ke Sentani. Di situ saya banyak belajar. Belajar mandiri dan belajar menjadi pemimpin, serta belajar memberi keputusan untuk orang lain karena suami sebagai Danton,” jelas wanita berpenampilan sederhana ini.