Filosofi kedua, silih asih, silih asuh, silih asah, silih wawangi. Artinya seseorang harus memahami perasaan orang lain dalam menyelesaikan masalah.
“Silih asah_ bukan silih soek (saling robek) ini kalimat dari Pak Cecep Padmadinata. Silih asih bukan silih sieuh (saling menjatuhkan), ciri-ciri silih asuh bukan silih siah (saling menjelekkan), dan silih wawangi,” tutur Ridwan Kamil.
Filosofi ketiga, ‘batu turun keusik naek’ (batu turun pasir naik). Artinya dalam menjalani hidup harus penuh dengan kompromi.
“Hidup itu harus kompromi, tidak bisa istri meminta semua gimana istri. Harus paham juga suami terbatasnya aya kacapek kitu tunggu dulu momen yang baik sebelum menyampaikan,” kata Ridwan Kamil memberi contoh.
Filofofi keempat, ‘caina herang laukna beunang’ (airnya bening ikannya dapat). Artinya melakukan pencegahan, dan memikirkan tindakan sebelum datangnya kekeruhan atau masalah.