Bandung BEDAnews.com – Proyeksi Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Jawa Barat tahun anggaran 2021 berkurang hingga Rp.5,48 Trilliun atau 13,32 Persen dari proyeksi anggaran awal sebesar Rp.41.47 triliun menjadi Rp.36,09 triliun.
Hal ini disampaikan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil; dalam Rapat Paripurna jawaban Gubernur atas Pandangan Fraksi-Fraksi DPD Jabar mengenai Raperda Jabar tentang Perubahan APBD Tahun 2021. Di Gedung DPRD Jabar . Senin (27/9/2021).
Gubernur Jabar menyebut, tidak tercapainya proyeksi target pendapatan karena kondisi tahun 2021 tidak jauh berbeda dengan tahun 2020 lalu, bahkan pandemi covid-19 mengalami puncaknya pada bulan Juli 2021 lalu.
“Dampak pandemi covid-19 telah menyebabkan lesunya sendi-sendi ekonomi masyarakat, meningkatnya penganggaran, serta besarnya biaya kesehatan, sehingga mempengaruhi ketercapaian pendapatan daerah terutama sektor pajak dearah”.
Gubernur juga menjelaskan bahwa proyeksi APBD Perubahan tahun 2021 mempertimbangkan realisasi semester I dan kondisi makro ekonomi yang belum segera signifikan membaik, sehingga target pendapatan disusun secara hati-hati dengan target yang rasional.
Dengan kondisi tersebut, pendapatan daerah yang diperoleh terdiri dari PAD sebesar Rp.19,55 triliun, pendapatan Transfer Rp.16,49 triliun dan Pendapatan lain-lain yang sah sebesar Rp.40,89 miliar. Maka secara agregat jumlahnya diproyeksikan menurun sebesar Rp.12,98 persen, jelasnya.
Terkait dengan pendapatan yang mengalami penurunan atau tidak mencapai target tersebut maka untuk anggaran belanja daerah dalam APBD Perubahan 2021 juga mengalami penurunan yang semula Rp.44,62 triliun menjadi Rp.39,40 triliun berkurang sebesar Rp.5,22 triliun atau menurun 11,69 persen.
Tetapi ditekankannya walaupun anggaran belanja menurun, tetapi kita tetap memenuhi pelayanan dasar sektor pendidikan dan kesehatan sesuai dengan amanat undang-undang. Dan untuk penanggulanngan covid-19 dan dampaknya kita tetap anggarkan.@herz