Tingginya komposisi usia pelajar pada demografi Indonesia menjadikan segmen usia ini berpotensi tinggi membantu pertumbuhan ekonomi negara bila mayoritas di antaranya telah memanfaatkan layanan keuangan dengan menabung atau berinvestasi.
Selain itu, survei OJK 2019 menunjukkan bahwa para pelajar umumnya memiliki tingkat literasi dan inklusi keuangan yang relatif rendah. Diketahui bahwa tingkat literasi keuangan penduduk berusia 15-17 tahun hanya 16 persen, atau jauh di bawah tingkat literasi keuangan nasional sebesar 38 persen.
Oleh sebab itu, OJK perlu menggaet perbankan, termasuk bank bjb, untuk ikut berperan aktif meningkatkan minat pelajar untuk menabung.
Senada dengan tingkat literasi, tingkat inklusi keuangan penduduk berusia 15-17 tahun tersebut juga relatif rendah, yaitu 58 persen, atau jauh di bawah tingkat inklusi keuangan nasional sebesar 76 persen.